Puisi tentang ayah dapat menjadi hadiah yang berkesan untuk mengungkapkan kasih sayang anak pada orang tuanya. Rangkaian kata di dalam puisi tentang ayah mewakili ungkapan perasaan dan kasih sayang kepada sosok yang telah berjasa besar dalam kehidupan anaknya.
Namun dalam menulis sebuah puisi tentang ayah, seringkali kita merasa kesulitan. Bunda kini tak perlu bingung, kini sudah banyak tersedia beragam puisi tentang ayah yang menginspirasi dan menyentuh hati.
Kumpulan puisi tentang ayah berikut ini dapat Bunda jadikan contoh dan referensi untuk menunjukkan cinta dan kasih sayang pada ayah tercinta lho! Simak selengkapnya berikut ini ya, Bunda.
Baca Juga : https://www.memefloristbali.com/
1. Puisi tentang Ayah karya Layli Qibtiah
Inspirasi puisi tentang ayah berikut ini merupakan karya dari Layli Qibtiah dalam buku Kumpulan Puisi Siswa/i Bertema Ibu Ayah (2019).
Ayah
Ayah….
Engkau pahlawan hidupku
Engkau bekerja keras demi keluarga
Engkau terkena hujan dan panas
Ayah…
Engkau selalu ada untukku
Engkau selalu ada untuk ibu
Engkau selalu ada untuk keluarga
Ayah…
Pahlawanku…
Ayahku…
Pedomanku…
Ayah…
Engkau selalu baik
Engkau selalu bekerja keras
Terima kasih ayah…
2. Puisi Ayah pahlawan keluarga karya Firdarisma
Puisi Ayah yang menceritakan sosoknya sebagai pahlawan keluarga karya Firdarisma berikut ini dikutip dari Antologi Puisi Part 2 (2022).
Ayah
Ayah…
Ayah adalah pahlawan keluarga
Ayah tak kenal lelah dan tak pernah mengeluh
Demi keluarga Ayah tetap bertahan dan bersabar
Ayah…
Ayah adalah pemimpin keluarga
Di dalam keluarga kecil ini
Ayah memimpin keluarga ini
Untuk menjadi keluarga yang sejahtera
Ayah…
Aku berterima kasih
Atas pengorbananmu Ayah
Hanya doa yang bisa kubalaskan
Atas perjuanganmu Ayah
3. Puisi ayah, pahlawan hidupku karya Amelia Zelianti
Berikut puisi ayah karya Amelia Zelianti dalam buku Harga Rasa (Antologi Puisi).
Ayah, Pahlawan Hidupku
Ayah
Menguras keringat demi mencari nafkah
Untuk diriku yang masih kecil ini ayah
Menjagaku dan mengajariku arti kehidupan
Sang pahlawan hidupku
Melindungiku dari terpaan badai apapun
Rela menyembunyikan luka di hatinya
Ayah selalu memberi kebahagiaan
Ayah rela melakukan segalanya demi diriku
Ayah sanggup berkorban untuk langkah hidupku
Selalu menemani dan memberiku kekuatan
Ayah selalu ada di sampingku selamanya
Ayah jasamu akan kukekang di hati dan jiwaku
Ayahlah pahlawan hidupku
yang selalu berkorban dan menjaga setiap detik
4. Puisi Ayah singkat
Puisi singkat tentang ayah berikut merupakan karya dari Natasha Aulia dalam buku Kumpulan Puisi Siswa/i Bertema Ibu Ayah (2019).
Ayah
Ayah…
Engkau pahlawan hidupku
Engkau bekerja keras demi keluarga
Engkau terkena hujan dan panas
Ayah…
Pahlawanku…
Ayahku…
Pedomanku…
Ayah…
Engkau selalu baik
Engkau selalu bekerja keras
Terima kasih ayah…
5. Puisi tentang Ayah yang telah tiada
Puisi berjudul Ayah berikut merupakan karya dari Natasya Farhatunnisa dalam buku Kumpulan Puisi Siswa/i Bertema Ibu Ayah (2019) tentang ayah yang sudah tiada.
Ayah
Senja surya mengulas hidup
Kini rentan termakan usia
Kuhanya bisa mengenang
Segala yang ayah perbuat
Wujudku tak tercapai
Citaku tak tercapai
Karena renta…
Termakan usia ayah
Hilang angan dan harapanku
Ingin marah tapi…
Bagaimana dengan takdir
Yang bertentangan dengan keinginanku
6. Puisi menyentuh hati tentang ayah
Berikut contoh puisi menyentuh hati tentang ayah karya Nurbilkis dalam buku Kumpulan Puisi Siswa/i Bertema Ibu Ayah (2019).
Ayah
Ayah…
Engkaulah pahlawanku
Engkaulah penyemangat hidupku
Engkaulah motivasiku…
Ayah…
Engkaulah yang menafkahi keluarga…
Engkaulah yang membiayai aku sekolah
Engkaulah yang memberiku uang jajan
Ayah…
Engkaulah yang menjaga dari mara bahaya
Tanpa engkau aku tak mungkin bisa secerdas ini
Tanpa engkau aku tak mungkin bisa sepintar ini
Ayah… Terima kasih untuk semuanya…
Untuk semua yang engkau berikan kepadaku…
Terima kasih ayah…
7. Puisi untuk ayah yang hebat
Puisi berjudul Ayah sebagai ungkapan sayang untuk ayah yang hebat karya Syifa Husnia Zahra dalam buku Kumpulan Puisi Siswa/i Bertema Ibu Ayah (2019).
Ayah
Yang mengumandangkan azan di telinga kecilku
Yang hingga saat ini aku bisa mendengar suara
Menungguku hingga letihnya badan
Mengajariku bagaimana caranya berjalan
Hingga saat ini aku bisa berjalan
Mengajariku bagaimana caranya berbicara
Hingga saat ini aku fasih berbicara
8. Puisi terima kasih ayah karya Rahil Yusfiah
Puisi berikut sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada ayah karya Rahil Yusfiah dalam buku Kumpulan Puisi Siswa/i Bertema Ibu Ayah (2019).
Ayah
Terima kasih Ayah…
Kau yang sudah menafkahi keluarga kami
Kau yang sudah kerja keras untuk kami
Kau bagaikan pahlawan untuk kami
Aku sayang padamu ayah
Kau akan selalu kukenang
Kalau aku melakukan kesalahan
Kau selalu mengingatku
Untuk tidak melakukannya lagi
Terima kasih atas pengorbananmu ayah
Aku sangat bangga padamu
Aku selalu tegar dan tangguh
Untuk keluarga kami
Maafkan aku Ayah
Aku yang pernah membantahmu
Aku yang selalu keras kepala
Tapi kau selalu memaafkanmu
9. Puisi untuk Ayah karya Pramoedya Ananta Toer
Berikut puisi terkenal berjudul Puisi untuk Ayah karya sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
Puisi untuk Ayah
Sebenarnya, aku ingin kembali.
Pulang ke teduh matamu. Berenang di kolam yang kau beri nama rindu.
Aku, ingin kembali.
Pulang menghitung buah mangga yang ranum di halaman. Memetik tomat di belakang rumah nenek.
Tapi jalanan yang jauh, cita-cita yang panjang tak mengizinkanku. Menggaruk-garuk bantal saat aku bermimpi.
Aku ingin kembali ke rumah, Ayah.
Tapi nasib memanggilku.
Seekor kuda sembrani datang, menculikku dari alam mimpi. Membawaku terbang melintasi waktu dan dimensi kata-kata.
Aku menyebut pulang, tapi ia selalu menolaknya. Aku menyebut rumah, tapi ia bilang tak pernah ada rumah. Aku sebut kampung halaman, ia bilang kampung halaman tak pernah ada.
Maka aku menungganginya.
Maka aku menungganginya.
Menyusuri hutan-hutan jati. Melihat rumput-rumput yang terbakar di bawahnya. Menyaksikan sepur-sepur yang batuk membelah tanah Jawa.
Arwah-arwah pekerja bergentayangan menuju ibu kota. Mencipta banjir dari genangan air mata.
Arwah-arwah pekerja bergentayangan menuju ibu kota. Mencipta banjir dari genangan air mata.
Arwah-arwah buruh menggiring hujan air mata, mata mereka menyeret banjir.
Kota yang tua telah lelah menggigil, sudah lupa bagaimana bermimpi dan bangun pagi. Hujan ingin bercerai dengan banjir. Tapi kota yang pikun membuatnya bagai cinta sejati dua anak manusia.
Aku tak bisa pulang lagi, Ayah, kuda ini telah menambatkan hatiku di pelananya. Orang-orang datang ke pasar malam, satu per satu, seperti katamu berjudi dengan nasib, menunggu peruntungan menjadi kaya raya.
Tapi seperti rambu lalu lintas yang setia, sedih dan derita selalu berpelukan dengan setia.
Aku tak bisa pulang lagi, Ayah, kuda ini telah menambatkan hatiku di pelananya. Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. Yang tertinggal jarak itu juga-abadi. Di depan sana ufuk yang itu juga-abadi. Tak ada romantika cukup kuat untuk dapat menaklukkan dan menggenggamnya dengan tangan-jarak dan ufuk abadi itu.
10. Perjamuan Petang karya Joko Pinurbo
Joko Pinurbo menulis puisi tentang ayah yang berjudul Perjamuan Petang dalam bukunya Perjamuan Khong Guan (2020).
Perjamuan Petang
Dua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya
di gerbang depan rumahnya.
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.
Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang.”
Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana
yang cukup pantas untuk dipakai ke kota.
Terpaksa ia pakai celana ayahnya.
Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga.
“Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai
celanaku hilang.”
Senja makin menumpuk di atas meja.
Senja yang merah tua.
Ibunya sering menangis memikirkan nasibnya.
Ayahnya suka menggerutu,
“Kembalikan dong celanaku!”
Haha, si bangsat akhirnya datang.
Datang di akhir petang bersama buku-buku
yang ditulisnya di perantauan.
Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan.
“Kenalkan, ini jagoanku.” Ia tersipu-sipu.
Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis
melihat kepalanya berambutkan gerimis.
“Hai, ubanmu subur berkat puisi?” Ia tertawa geli.
Di atas meja perjamuan jenazah ayahnya
telentang tenang berselimutkan mambang.
Daun-daun kalender beterbangan.
“Ayah berpesan apa?” Ia terbata-bata.
“Ayahmu cuma sempat bilang, kalau mati ia ingin
mengenakan celana kesayangannya:
celana yang dulu kaupakai itu.”
Diciumnya jidat ayahnya sepenuh kenangan.
Tubuh yang tak butuh lagi celana adalah sakramen.
Celana yang tak kembali adalah testamen.
“Yah, maafkan aku. Celanamu terselip
di tetumpukan kata-kataku.”
11. Sebuah Kamar karya Chairil Anwar
Puisi terkenal tentang ayah berikut berjudul Sebuah Kamar yang merupakan karya dari penyair terkenal Chairil Anwar.
Sebuah Kamar
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
‘Aku salah satu !”
Ibuku tertidur dalam tersedu,
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, karena mereka berada
di luar hitungan: Kamar begini,
3 X 4 m, terlalu sempit buat meniup nyawa
12. Puisi untuk ayah dan ibu
Puisi untuk diberikan kepada ayah dan ibu karya Sri Damayanti yang berjudul Untuk Ayah dan Ibu dalam bukunya Kumpulan Puisi (2022).
Untuk Ayah dan Ibu
Ayah Ibu…
Terima kasih atas kasih sayangmu
Ayah Ibu…
Kau orang pertama yang tidak pernah menyakiti putrimu
Kau rawat putrimu dengan lembut
Kau rawat putrimu dengan setulus jiwa
Kau perlakukan putrimu lebih dari sebuah Mutiara
Ayah Ibu…
Hari ini putrimu rindu semua prilakumu
Di saat putrimu ini menemukan pengganti kalian yang tepat dalam hidup
Dan berharap bisa menemani seumur hidup
Ternyata ini sebuah perjuangan yang penuh dengan tantangan
Dan ternyata putrimu tak bisa melakukan itu semua
Tanpa bantuanmu Ayah Ibu…
Di saat putrimu kesulitan kalian hadir memberikan bantuan
Mencoba menguatkan hati yang sedang kacau
Dan kau terus memberikan semangat dan mengatakan,
Kalau semua akan baik-baik
Semua, pengorbanan apapun rela kau lakukan
Demi melihat putrimu bahagia bersamanya
Terima kasih Ayah Ibu…
Doakanlah kebaikan selalu menyertai dalam setiap langkah yang putrimu lalui…
13. Puisi untuk ayah disertai doa tulus
Puisi untuk diberikan kepada ayah dan ibu karya Sri Damayanti yang berjudul Ayah dalam bukunya Kumpulan Puisi (2022).
Ayah
Kau adalah sosok yang bijaksana
Kau adalah sosok yang tegas
Kau adalah sosok yang tegar
Kau adalah sosok yang tangguh
Dan kini…
Rembutmu telah memutih
Tulang pipimu telah menonjol
Bahumu telah membungkuk
Keningmu telah berkerut
Langkah kakimu semakin gontai
Tapi kami anak-anakmu tak peduli usiamu yang kau sandang sekarang
Kami anak-anakmu selalu mengenang setiap tetes peluhmu
Kan kami pahat tiap-tiap letih langkahmu
Di dalam bingkai lukisan terindah, jalan hidupmu
Ayah…
Ijinkan aku bersandar di bahumu
Meski aku sudah tak kecil lagi
Untuk merasakan damai
Untuk merasakan teduh
Untuk merasakan terang
Yang selalu kau sajikan untuk anak-anakmu
Dan aku mohon, aku selalu kecil agar kau tak menua
Desah nafasmu agar tak terdengar berat
Detak jantungmu agar selalu penuh semangat
Aku mohon kau selalu ada bersama kami
Tak tertolakkan kau adalah idol kami anak-anakmu
Ayah…
Aku mencintaimu
Tapi aku tak tahu bagaimana mengucapkannya
Ayah…
Aku menyayangimu
Tapi aku tidak tahu bagaimana menunjukkannya
Di dalam diamku, aku hanya bisa berdoa
Semoga ayah selalu sehat dan bahagia…
14. Puisi tentang ayah yang telah tiada
Berikut puisi Ayah tentang ayah yang sudah tiada karya Osa dalam buku Antologi Puisi: Si Aku yang Benda Mati (2020).
Ayah
Ayah, belum sempat kucuci bekas lukamu
Belum sempat kuseka peluh di keningmu
Juga belum sempat aku tau bagaimana kerasnya engkau menghidupi kami pada saat itu
Yang kutau hanya aku gadis kecilmu yang selalu mengharapkan hadiah saat engkau pulang
Waktu ayah sedang sakit-sakitnya
Sungguh aku tidak tau bagaimana rasanya
Saat ayah sudah terbaring di bawah tabir hijau
Kupikir ayah hanya istirahat sebentar
Keitka ayah dibawa ke liang lahat
Kupikir ayah akan kembali esok atau lusa
Lambat laun
Setelah bertahun-tahun
Aku sadar bahwa ayah tidak akan pernah kembali
Seiring bertambahnya usiaku semakin aku mengerti
Bahwa pergimu untuk alam yang lebih berarti
Semoga Allah mempertemukan kita di syurga-Nya nanti
15. Puisi Sosok Lelaki Terhebat
Puisi berikut menceritakan ayah sebagai sosok lelaki terhebat karya Osa dalam buku Antologi Puisi: Si Aku yang Benda Mati (2020).
Sosok Lelaki Terhebat
Banyak puisi tentang ayah
Tapi itu ayah mereka
Ini ayahku
Ayah dari sembilan bersaudara
Ayah yang sudah pergi mencari rezeki sebelum mataku terbit di pagi hari
Kudengar bising mesin perahunya jauh sebelum matahari menampakkan tubuhnya
Lalu kembali saat ikan-ikan di atas sampannya sudah cukup
Cukup untuk dijual demi mengisi perut-perut kecil kami
Teriknya matahari tak melunturkan semangatnya
Derasnya hujan ia tetap bertahan di lautan
Kencangnya angin tak menjatuhkan tanggung jawabnya
Ayah, engkau adalah sosok lelaki terhebat
16. Puisi: Pesan dari Ayah karya Joko Pinurbo
Puisi karya penyair terkenal Joko Pinurbo yang berjudul Pesan dari Ayah dalam bukunya yang berjudul Selamat Menunaikan Ibadah Puisi (2016).
Pesan dari Ayah
Datang menjelang petang, aku tercengang melihat
Ayah sedang berduaan dengan telepon genggam
di bawah pohon sawo di belakang rumah.
Ibu yang membelikan Ayah telepon genggam
sebab Ibu tak tahan melihat kekasihnya kesepian.
“Jangan ganggu suamiku,” Ibu cepat-cepat meraih tanganku.
“Sudah dua hari ayahmu belajar
menulis dan mengirim pesan untuk Ibu.
Kasihan dia, sepanjang hidup berjuang melulu.”
Ketika pamit hendak kembali ke Jakarta,
aku sempat mohon kepada Ayah dan Bunda
agar sering-sering telepon atau kirim pesan, sekadar
mengabarkan keadaan, supaya pikiranku tenang.
Ayah memenuhi janjinya. Pada suatu tengah-malam
telepon genggamku terkejut mendapat kiriman
pesan dari Ayah, bunyinya: “Sepi makin modern.”
Langsung kubalas: “Lagi ngapain?” Disambung:
“Lagi berduaan dengan ibumu di bawah pohon sawo
di belakang rumah. Bertiga dengan bulan.
Berempat dengan telepon genggam. Balas!”
Kubalas dengan ingatan: di bawah pohon sawo itu
puisi pertamaku lahir. Di sana aku belajar menulis
hingga jauh malam sampai tertidur kedinginan,
lalu Ayah membopong tubuhku yang masih lugu
dan membaringkannya di ranjang Ibu.
17. Puisi Ayah karya Supiani
Puisi berjudul Ayah berikut karya Supiani dalam buku Kumpulan Puisi Cinta (2020).
Ayah
Ayah…
Tadi pagi
Ketika aku, anakmu melangkah ke sekolah
Aku berpamitan,
Bersalaman,
Kulihat betapa bahagianya hatimu
Ayah…
Kau antar aku sampai ke pintu
Lambaian tanganmu tiada henti
Hingga aku benar-benar jauh
Ayah…
Setelah itu engkau turun
Pergi mengais rezeki
Tak peduli panas mau pun hujan
Ayah…
Dari tangan kekarmu
Engkau beri kami sesuap nasi
Dengan cucuran peluhmu
Kaupenuhi tanggung jawabmu
Ayah…
Tanggung jawabmu amat berat
Ayah…
Maafkan aku jika aku salah
Ayah…
Engkau memang tegar
Dalam menjalankan hidup