Kumpulan Puisi Chairil Anwar – Chairil Anwar merupakan salah satu penyiar terkemuka di Indonesia. Semasa hidupnya, Chairil Anwar tercatat telah melahirkan 96 karya sastra, di mana 70 di antara nya adalah puisi.
Puisinya sendiri memiliki banyak tema, mulai dari percintaan , individualisme, eksistensialisme, hingga kematian. Tidak hanya itu, setiap puisi nya juga di susun dengan kata kata mendalam. Bila tertarik dengan puitisi serta memiliki makna yang mendalam. Bila tertarik dengan puisi-puisinya, simak kumpulan puisi puisi karya Chairil Anwar berikut ini.
Puisi Chairil Anwar
1. Cintaku Jauh Di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bukan memancar,
Di leher ku kalungkan ole ole buat si pacar.
Angin membantu, laut terang, tapi terasa
Aku tidak akan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
Di perasaan penghabisan segala maju
Ajal bertakhta, sambil berkata :
“Tujukan perahu ke pangkuan ku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cinta ku?!
Manis ku jauh di pulau,
Kalau kuamati, dia mati iseng sendiri
2. Sajak Putih
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depan ku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambut mu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi
Malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Baca Juga : https://www.memefloristbali.com/10-puisi-populer-karya-penyair-legendaris-indonesia/
Dan dalam dadaku memerdu jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidup ku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku meneduh
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah
3. Rumah Ku
Rumah ku dari unggun timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak
Ku lari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan
Kemah ku dirikan ketika sanja kala
Di pagi terbang entah kemana
Rumah ku dari unggun timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak
Rasanya lama lagi
Tapi datang nya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar ber leleran kata manis madu
Jika menagih yang satu
4. Sebuah Kamar
Sebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia.
Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!”
Ibuku tertidur dalam tersendu,
Keramaian penjara sepi selalu ,
Bapaku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di batu!
Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan Bapak ku, karena mereka berada
di luar ruangan : kamar begin,
3 x 4 m , terlalu sempit buat meniup nyawa!